Di antara anggota keluarga (family) Anabantidae, cupang adu memang paling tersohor karena sifatnya sangat agresif. Dua ekor jantan yang dimasukkan dalam satu wadah yang sama akan bertarung hingga salah satu diantaranya mati. Keagresifan cupang adu tersebut merupakan sifat untuk memperebutkan wilayah kekuasaan. Sifat itulah yang menyebabkan cupang adu dikenal nama fighting betta.
Cupang adu ( Betta sp ) sebenarnya masih satu keluarga dengan beberapa jenis ikan konsumsi seperti sepat siam ( Trichogaster pectoralis ), ikan tembakang ( Helestoma temmincki ), dan gurame ( osphronemus goramy ) yang panjang tubuhnya dapat mencapai 30 cm. ia pun berkerabat dekat dengan ikan hias seperti ikan kolisa (Colisa lalia dan Colisa fasciatus) yang berasal dari Bangladesh. Ada juga kerabat cupang lainnya yang berasal dari Bangladesh, yaitu sepat mutiara ( Trichogaster leeri ) yang panjangnya sekitar 14 cm. Kerabat lainnya ialah ikan paradisa ( Macropodus ocullatus ) dan ikan betok ( Anabas testudineus ).
Cupang adu ada banyak jenisnya. Berdasarkan cara berkembang biak, cupang adu ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar atau dua tipe, yaitu ikan yang melakukan penetasan di dalam mulut ( mouth brooder ) dan yang melakukan penetasan telur di dalam gelembung udara ( buble nest breed atau egg layer ). Cupang adu antar dua kelompok ini tidak dapat saling dikawinkan karena masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri dalam proses perkembangbiakan.
Dari kedua tipe cupang tersebut, ada beberapa spesies yang sulit dibedakan jika hanya dilihat sepintas. Sebagai contoh ialah Betta Bellica yang tipe egg layer dengan Betta Anabantoides atau Betta Unimaculata yang tipe mouthbrooder. Adapun ciri khas dan perilaku berkembangbiak dari kedua tipe cupang adu tersebut adalah sebagai berikut.
0 comments:
Post a Comment